Jumat, 10 Mei 2013


BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tugas pelestarian bahan Pustaka tidaklah hal yang mudah. Tetapi hal ini bukanlah hal yang baru bagi pusrakawan. Di Indonesia sendiri banyak musuh-musuh yang menyerang bahan pustaka misalnya tikus, serangga, mikroorganisme, bencana alam dan akibat ulah mausia sendiri.
Bahan pustaka berupa kertas rentan terhadap kerusakan seperti mudah terbakar, mudah sobek, mudah terkena noda dan sebagainya. mutu suatu kertas memperlihatkan cepat lambatnya kerusakan kertas tersebut juga tergantung pada iklim dan cara perawatannya.
Demi kelancaran pelestarian bahan pustaka, seharusnya pustakawan profesional terhadap kinerjanya. Pustakawan harus mampu memperbaiki bahan pustaka yang mengalami kerusakan baik kecil, maupun kerusakann besar. Mampu melakukan restorasi bahan pustaka terutama dalam menghilangkan noda pada bahan pustaka, penjilidan, mengganti halaman yang rusak dan memperbaiki halaman yang robek kena serangan serangga, memperbaiki bahan pustaka yang basah, atau terkena jamur dan sebagainya.
I.2 Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan mengetahui penyebab kerusakan bahan pustaka dan cara memperbaiki bahan pustaka yang disebabkan oleh berbagai macam kerusakan.



BAB II PEMBAHASAN
II.1 Macam-Macam Perusak Bahan Pustaka
Sejak zaman Aristitoles 335 SM dulu masalah kerusakan bahan pustaka telah menjadi pembicaraan. Aristitoles, Macedonia, Ausonins dan Antiphanes telah membuktikan bahwa berbagai jenis serangga tertentu menyebabkan kerusakan bahan pustaka. Hal ini tergantung pada keadaan iklim dan alam setempat, serta lingkungannya. Jenis perusak bahan pustaka didaerah yang beriklim sedang atau tropis berbeda dengan perusak bahan pustaka dari daerah beriklim dingin.
Plumbe (1966) menjelaskan tentang berbagai perusak bahan pustaka untuk daerah tropis, terutama yang terkenal di Indonesia yaitu serangga, binatang pengerat, jamur, kelembaban, debu. Dan bencana alam seperti gempa bumi, angin topan dll.
Ada beberapa faktor kerusakan bahan pustaka sebagai berikut :
1.    Faktor Biologi
Bahan pustaka terdiri atas selulosa, perekat dan protein yang merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup seperti serangga, jamur dan binatang pengerat dll. Dengan kondisi lingkungan yang lembab dan suhunya yang tinggi dalam suatu ruangan maka akan banyak ditemukan bahan pustaka yang rusak yang disebabkan oleh :
a.    Binatang pengerat
Kertas dan buku sering menjadi sasaran untuk dijadikan sarang termasuk tikus dan merupakan perusak bahan pustaka yang sukar diberantas. Tikus tidak hanya merusak bahan pustaka tetapi juga dapat menyebabkan penyakit bagi manusia dengan air kencingnya. Untuk mengatasinya dapat dilakukan pencegahan seperti ruang penyimpanan yang harus bersih dan kering juga penutupan lubang-lubang yang memungkinkan tikus masuk.
b.    Serangga
Serangga merupakan hal perusak yang sangat berbahaya, makanan yang digemarinya yaitu lem atau perekat yang terbuat dari tepung kanji. Kerusakan terbesar yang terjadi ketika serangga hidup pada fase larva. Jenis-jenisnya yaitu seperti rayap yang mampu memusnahkan kayu, kertas, foto dsb. Kecoa dengan kotorannya yang berupa cairan dapat merusak  keutuhan bahan pustaka. Ikan perak merupakan serangga tidak bersayap yang sering merusak punggung buku, kulit, label buku. kutu buku dapat mengkikis permukaan kertas yang dilakukan oleh larvanya. Yang sering disrang yaitu punggung dan dan pinggir kertas. Ngengat pakaian yaitu serangga yang senang hidup ditempat-tempat yang gelap yang sering menyerang kertas dan kulit buku. Kumbang. Dan terakhir yang banyak ditemukan diperpustakaan yaitu kumbang jenisnya sebagai berikut: kumbang kulit, kumbang bubuk, kumbang bertanduk panjang, kumbang laba-laba yang larvanya sering sekali makan selulose bahan-bahan pustaka. \
c.    Jamur
Jamur (Fungi) merupakan mikroorganisme yang tidak berklorofil. Jamur berkembangbiak dengan spora, yang dapat menyebar di udara dan apabila menemukan lingkungan yang cocok maka spora tersebut akan berkembangbiak. Kertas merupakan tempat yang ideal bagi perkembangan spora, terutama di lingkungan yang mempunyai kelembapan tinggi. Jenis jamur beracun yang biasa kita lihat di pakaian dan kertas merupakan ancaman besar bagi bahan pustaka.
Jamur memproduksi beberapa macam bahan organik seperti asam oksalat, asam formiat, da asam sitrat yang menyebabkan kertas menjadi asam, lembut dan rapuh. Jamur juga merusak perekat-perekat yang ada pada kertas sehinng mengurangi daya rekat  dan merusak tinta sehingga tulisanpun tidak terbaca. Dan jamur dapat menempel pada bahan pustaka sehingga lembar satu sama lain saling lengket dan sobek jika dibuka. Jamur bisa bisa di bersihkan dengan alkohol dan tidak akan tumbuh lagi.
2.    Faktor fisika
Selain factor biologi seperti serangga,mikroorganisme,tikus dan sebagainya ada lagi perusak bahan pustaka yang hebat yaitu yang disebut factor fisika misalnya debu, cahaya, suhu dan kelembaban. Jenis perusak bahan pustaka ini tidak boleh diabaikan,karena benar – benar bisa membawa kerusakan yang besar.
a.       Debu
Debu dapat masuk secara mudah ke dalam ruang perpustakaan melalui pintu jendela,atau lubang – lubang angin perpustakaan.apabila debu melekat pada kertas,maka akan terjadi reaksi kimia yang meningkatkan tingkat keasaman  pada kertas,akibat nya kertas menjadi rapuh dan cepat rusak.di samping itu, apabila keadaan ruang perpustakaan lembab,debu yang bercampurdengan air lembab itu akan menimbulkan jamur pada buku.debu dari jalan yang mengandung belerang atau debu dari kenalpot kendaraan memiliki daya rusak yang paling tinggi bagi buku tersebut.
b.      Suhu dan kelembaban
kerusakan kertas yang diakibatkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perekat pada jilidan buku menjadi kering,sedangkan jilidannya sendiri menjadi longgar.disamping itu suhu yang tinggi itu dapat mengakibatkan kertas menjadi rapuh,warna kertas menjadi kuning sebaliknya apabila lembab nisbi terlalu tinggi,buku akan menjadi lembab sebagai akibatnya buku mudah diserang jamur,rayap,kecoa,kutu buku,dan ikan perak
c.       Cahaya
kertas yang kepanasan akan rusak berubah warna menjadi kuning dan rapuh maka hindarilah sinar ultra violet yang masuk langsung ke perpustakaan kerusakan yang terjadi karena sinar ultra violet dapat memudarnya tulisan,sampul buku,dan bahan cetak selain itu kertas juga akan menjadi rapuh.proses kerusakan akan dipercepat dengan adanya uap air dan oksigen dalam udara sehingga menimbulkan perubahan warna buku menjadi kuning kecoklatan dan kadar kekuatan serat pada kertas sangat menurun drastis.
3.    Faktor kimia
Terjadinya reaksi oksidasi dan hidrolisis menyebabkan susunan kertas yang terdiri atas senyawa – senyawa kimia itu akan terurai.oksidasi pada kertas yang terjadi karena adanya oksigen dan udara menyebabkan jumlah gagasan karbonat dan korboksil bertambah dan diikuti dengan memudarnya warna kertas.hidrolisis adalah reaksi yang terjadi karena adanya air (H2O) reaksi hidrolis pada kertas mengakibatkan putusnya rantai polimer serat selulosa sehingga mengurangi kekuatan serat akibatnya kekuatan kertas berkurang dan kertas menjadi rapuh.
4. Faktor lain
 a. Manusia
manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku,tetapi juga bisa menjadi perusak buku yang hebat.berdasarkan kenyataan yang ada,kerusakan buku karena ulah manusia.misalnya pembaca di perpustakaan secara sengaja merobek bagian – bagian tertentu dari sebuah buku misalnya diambil gambarnya,tabel – tabel statistiknya.sering terjadi juga kerusakan justru disebabkan oleh pustakawan sendiri sehari – hari bergelimang dengan buku,petugas yang tidak memiliki rasa sayang kepada buku dan tidak pernah belajar bagaimana melestarikan dan merawat buku bisa membuat kesalahan yang sangat fatal bagi pustakawan itu sendiri.

b. Bencana alam
bencana alam seperti kebakaran atau banjir,dapat mengakibatkan kerusakan pada koleksi bahan pustaka dalam jumlah yang sangat besar dan dalam waktu yang relative sangat singkat oleh karena itu pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil mungkin akibat dari bencana alam tersebut.
Untuk menanggulangi bahaya api maka faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah:
1) alat – alat dalam gedung digunakan yang tahan api.
2) perlu dipersiapkan alat pemadam kebakaran.
3) Dilarang merokok di dalam ruangan perpustakaan tersebut.
4) Pemakain peralatan listrik harus hati – hati.
Bahaya banjir merupakan musibah yang sering melanda  beberapa tempat di Indonesia bahan pustaka yang rusak oleh air harus diperbaiki dengan cara dikeringkan atau dianginkan.

II.2 Perbaikan Bahan Pustaka Dan Restorasi
Setelah kita mengetahui berbagai macam perusak bahan pustaka dan macam kerusakan yang ditimbulkannya,maka kita harus dapat memperbaikinya.pekerjaan pekerjaan memperbaiki bahan pustaka ini disebut restorasi pekerjaan itu meliputi:
1.      Menambal kertas
Larva kutu buku sering membuat lubang pada buku,dari halaman depan sampai belakang.kecoa atau ikan perak juga sering memakan kertas,sehingga kertas tersebut menjadi berlubang atau robek.kerusakan dapat pula terjadi pada bahan pustaka yang sering dipakai karena sering dipakai,bahan pustaka menjadi tipis pada bagian lipatan,kerusakan tersebut dapat diperbaiki dengan menambalnya.lalu penambalan kertas yang robek memanjang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:(1.)penambalan dengan kertas jepang(sejenis kertas untuk kertas laminasi) (2.)penambalan dengan kertas tissue(heat tissue paper) menambal dengan kertas jepang dikerjakan bila ada halaman buku yang robek baik robeknya lurus maupun tidak lurus.penambalan ini dapat dilakukan jika robeknya hanya sepanjang 3 cm sampai dengsan diatas 10 cm kerusakan itu harus segera diperbaiki,kalau tidak robeknya akan merambat dan mengakibatkan separuh halaman tersebut bisa hilang,dan penggunaan system potong basah yaitu memotong kertas jepang tersebut dengan alat yang dibasahi misalnya kuas kecil atau trekpen yang di basahi ujungnya.bekas basahan kuas akan memudahkan kertas jepang dirobek dengan tangan dengan cara ini,pada bagian tepi kertas untuk menambal akan terdapat serabut kertas sehingga waktu ditempel akan dapat menempel dengan sempurna.
2.        Memutihkan kertas
Kertas yang terkena debu atau lumpur akan berwarna kecoklatan ini dapat diputihkan dengan cara menggunakan berbagai zat kimia seperti (1)chloromine T,(2)gas chlordioksida,(3)natrium chloride,(4)potasium permanganate,(5)natrium hypochlorite,(6)hydrogen peroksida.pemutihan kertas ini lebih bersifat sekedar menghilangkan noda pada kertas daripada memutihkan lembaran buku yang sudah ditulis baik tulis cetak maupun tulisan tangan.tetapi kalau memang dianggap sangat perlu,dapat juga seluruh halaman dari suatu buku diputihkan.
Cara memutihkan kertas:
a)      Menggunakan chloromine T
Chloromine T 2 1/2  %  dilarutkan kedalam air,kertas yang akan diputihkan diletakkan diatas kertas penyerap,kemudian diolesi dengan larutan chloromine cara ini dapat diulang sampai noda atau warna putih yang dikehendaki tercapai keuntungan memakai zat ini ialah tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada kertas.
b)      Menggunakan gas chlordioksida
Penggunaan gas untuk memutihkan bahan cetakan cukup baik,seperti pada chloromine T,gas ini dilarutkan di dalam air dengan cara mengalirkannya kertas yang akan diputihkan dengan cara dicelupkan kedalam larutan selama lima menit kemudian diangkat agar kertas tidak robek dapat dibantu dengan penyangga  kaca.
c)      Menggunakan natrium chloride
Cara membuatnya ialah dengan mengambil 20 gram NaCI dan dimasukkan ke dalam 3 liter air pada suatu bejana.tambahkan 75 ml formaldehida 40% rendam kertas yang akan diputihkan sampai noda hilang atau tingkat keputihan yang dikehendaki dengan bantuan kaca ambil lembaran kertas  tadi dan masukkan kedalam air bersih agar residu zat pemutihnya hilang.
d)     Menggunakan potasium permanganate
Bahan yang dipergunakan ialah KMn0 0,5 – 5% dilarutkan kedalam lembaran yang akan diputihkan di rendam didalamnya selama 5 menit kemudian dimasukkan pada bak kedua yang telah diisi air dengan larutan natrium tiossida 5% untuk menghilangkan warna coklat pada kertas tersebut.
e)      Menggunakan natrium hipochlorida
Bahan ini bereaksi sangat lamban karena itu baik untuk kertas tetap harus selalu memperhatikan PH yaitu 11 untuk mendapatkan PH yang dikehendaki perlu dipakai larutan penyangga tanpa larutan penyangga PH akan tertutup kadarnya akan naik pakailah larutan penyangga sehingga PH tidak turun melampaui angka 7.

f)       menggunakan hydrogen peroksida
Bahan ini bereaksi cepat,biasanya disimpan dalam konsentrasi 30% di dalam botol atau dalam kaleng tertutup bahan ini tidak tahan dengan sinar matahari kadarnya akan turun jika kena sinar matahari karena itu harus disimpan di tempat yang gelap sebaiknya kertas yang akan diputihkan sudah diturunkan kadar keasamannya hydrogen peroksida 30% dibuat H2O2  5 – 10% dengan ditambahkan ammonia sampai PH nya antara 9,5 – 10,5 memasukkan kertas yang akan diputihkan ke dalam larutan tersebut sampai tingkat keputihan yang dikehendaki.
3.      Mengganti halaman yang robek
Halaman yang robek dan robekannya tak dapat diperbaiki dengan menambalnya atau sudah hilang harus diganti membuatkan foto copy nya,foto copy tersebut dipotong sesuai dengan luas halaman buku yang robek itu kemudian disiapkan dan ditempelkan dengan lem secara hati – hati pada bagian yang hilang karena penyisipan dilakukan pada buku yang terjilid ada kemungkinan terjadi kelebihan lebar halaman tambahan tersebut.
4.      Mengencangkan benang jilidan yang kendur
            Kalau belum terlalu parah,kita cukup mengencangkan benang yang menjadi longgar dengan menariknya dengan jarum benang kita jahit dan matikan benang yang longgar tadi,kalau sudah terlalu parah maka bukalahkertas pelindung dan sampul buku sekaligus lihatlah benang nya kencangkan yang longgar sambung yang putus atau ganti benang dengan menjilidnya lagi.

5.    Memperbaiki punggung buku,segel,atau sampul buku yang rusak
Dengan alat – alat penjilidan yang sederhana,berbagai kerusakan di atas dapat diperbaiki.seperti pada perbaikan benang jilidan di atas maka kerusakan buku,engsel buku dan sampul buku harus dilakukan dengan membongkar buku yang rusak itu kemudian perbaiki atau menggantinya dengan yang baru.

                         











BAB III PENUTUP

III.I Kesimpulan

       Mengetahui macam-macam perusak bahan pustaka adalah sama pentingnya dengan memiliki bahan pustaka tersebut. Pengetahuan tentang kerusakan bahan pustaka sudah dikenal sejak tahun 335 Sebelum Masehi oleh Aristitoles. Pada dasarnya kerusakan bahan pustaka dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor biologi, fisika dan kimia. Selain itu penyebab lain kerusakan yaitu faktor alam seperti gempa bumi, mbanjir dll. Agar bahan pustaka tidak cepat rusak, pustakawan harus mengetahui cara-cara dan terampil dalam merawat bahan pustaka, karna sangat penting untuk kelestarian koleksi perpustakaan.

III.2 Saran

Perpustakaan sebaiknya menyediakan ruangan khusus untuk melakukan perawatan dan pelestarian bahan pustaka. Hal ini bertujuan agar proses perawatan lebih optimal. Dan pustakawan juga harus teliti dalam mengontrol buku yang dikembalikan oleh pembaca, menyusun buku dirak, mencegah masuknya binatang pengerat dan serangga ke perpustakaan , cara mengontrol suhu, debu dan hal-hal penting lainnya yang perlu diperhatika



DAFTAR PUSTAKA

Martoatmodjo, Karmidi.-Pelestarian Bahan Pustaka.Universitas Terbuka.